Financial Wellbeing
- Jeremy Marifat

- 12 Des 2019
- 3 menit membaca
Diperbarui: 14 Des 2019

Jika mendengar kata financial freedom, pasti kita sudah tidak asing lagi. Memang memperoleh financial freedom adalah tujuan dari perencanaan keuangan, tetapi jangan lupa bahwa mengelola keuangan itu haruslah bijak dan memberikan financial wellbeing bagi kita. Jangan sampai mengelola keuangan menjadi beban tersendiri, karena itu haruslah kita mempelajari bagaimana sih mencapai financial wellbeing dalam hidup.
Wellbeing sendiri dalam arti bahasa Indonesia adalah kesejahteraan. Jika hidup seseorang telah sejahtera pasti orang tersebut akan lebih menikmati hidupnya. Menurut buku The Financial Wellbeing Book yang ditulis oleh Chris Budd mengatakan bahwa ada 5 aspek penting dari kesejahteraan yaitu :
· Career Wellbeing
adalah tentang bagaimana kita mengatasi waktu dalam bekerja atau menyukai apa yang kita lakukan setiap harinya.
· Social Wellbeing
adalah tentang bagaimana kita mempunyai hubungan yang kuat dengan sesama dan orang-orang yang kita cintai.
· Financial Wellbeing
adalah tentang bagaimana cara kita mengelola keuangan dalam hidup secara efektif.
· Physical Wellbeing
adalah tentang bagaimana kita mempunyai kondisi kesehatan yang baik dan energi yang cukup untuk aktivitas sehari-hari.
· Community Wellbeing
adalah tentang bagaimana keterlibatan dengan lingkungan sekitar hidup kita.
Penting untuk disadari bahwa bagaimana kesejahteraan keuangan kita dapat berinteraksi dengan aspek kesejahteraan lainnya.
Langkah-langkah agar kekayaan kita dapat menciptakan kesejahteraan adalah dengan cara :
1. Menentukan apa yang diinginkan dari masa depan.
Kita harus mengetahui dahulu apa yang kita inginkan dalam hidup, karena setiap orang pasti mempunyai harapan atau impian untuk hidup seperti apa di masa yang akan datang. Misalkan kita ingin pensiun dan tinggal di rumah sendiri atau mempunyai dana yang cukup untuk liburan setiap tahunnya.
Jika kita tidak mengetahuinya maka akan sulit untuk merencanakan dan menentukan strategi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Mempunyai tujuan yang jelas.
Setelah mengetahui tujuan yang ingin dicapai, sebaiknya kita lebih menjelaskan lagi tujuan tersebut secara merinci. Misalkan berapa usia pensiun yang diinginkan, usia harapan hidup, dan harapan terhadap hasil investasi. Juga perlu lebih dijelaskan berapa dana yang akan dikeluarkan saat pensiun atau saat liburan. Sehingga kita bisa mempersiapkan berapa dana yang harus disiapkan dan akan ditaruh dimana dana tersebut.
Contoh yang mudah adalah jika kita ingin liburan tahun depan dan dana yang harus disiapkan sebesar Rp. 12.000.000,- maka kita harus mulai menabung setidaknya sebesar Rp. 1.000.000,- per bulan. Perlu dipahami daripada sekedar menabung, jika kita berinvestasi maka dana yang perlu disiapkan dapat menjadi lebih sedikit.
3. Mengerti motivasi dibalik tujuan keuangan.
Motivasi dapat memberikan dorongan agar kita semakin yakin dengan apa yang telah direncanakan, karena itu kita harus mengerti benar tentang motivasi tersebut. Misalkan kita mempersiapkan dana pensiun dini dan dana pendidikan anak sebaik mungkin agar di masa depan kita tidak menyusahkan orang tua ataupun anak.
Setelah mengerti motivasi kita, jangan lupa untuk berkomunikasi dengan orang-orang dibalik motivasi tersebut. Komunikasi atau diskusi tersebut mungkin akan terasa canggung, tetapi hal itu dapat membuat rencana kita jadi lebih bermakna.
Tidak jarang ditemui kasus bahwa orang tua biasanya kuatir akan anaknya, sehingga mereka kurang menikmati hidup atau masa tuanya dan mencoba menyiapkan uang sebanyak mungkin untuk anaknya. Sementara sang anak sendiri mungkin lebih memilih agar orang tua mereka lebih menikmati hidupnya karena mereka pun sudah memiliki rencana sendiri.
Contoh kasus di atas tidak mungkin terselesaikan jika keduanya tidak melakukan komunikasi dengan baik.
4. Memikirkan cara agar arus kas kita dapat memaksimalkan kesejahteraan.
Jika sudah mengerti langkah-langkah sebelumnya, pasti kita sudah memiliki tujuan dan rencana yang matang untuk keuangan kita. Sehingga kita akan semakin bijak dalam menentukan kemana arus kas kita mengalir. Arus kas yang pasti disisihkan pertama kali adalah untuk investasi sesuai dengan rencana, berikutnya kita dapat memakai sisa arus kas untuk mendukung 4 aspek lain dari kesejahteraan, seperti untuk keperluan berolahraga dengan komunitas positif yang mendukung hidup kita.
Sebuah penelitian di Kanada menunjukan bahwa pengeluaran tertentu hanya membawa kebahagiaan yang sementara, tetapi ada juga pengeluaran lain yang dapat membawa kesejahteraan untuk jangka yang panjang, seperti pengeluaran untuk membantu sesama atau prososial, serta pengeluaran yang memberikan pengalaman dan memori seperti liburan bersama orang terdekat.
Kesimpulan dari menciptakan kesejahteraan adalah dengan mempunyai tujuan hidup yang jelas. Filantropi juga dapat menjadi makanan bagi jiwa, tidak peduli apakah itu berbentuk materi atau waktu, dan juga dapat memberikan inspirasi tentang apa yang menjadi tujuan dalam hidup.
Satu hal lagi yang dapat menambah kesejahteraan adalah dengan bersiaga dan mempunyai kendali terhadap setiap risiko dalam hidup kita.
Setelah mengetahui cara mencapai financial wellbeing, maka ada baiknya jika kita tidak berkomitmen terlalu keras, kita harus dapat fleksibel untuk menyesuaikan diri dengan kondisi di setiap tahap naik turun kehidupan. Jika terlalu keras kepala dengan rencana kita, maka hal tersebut dapat memberikan efek negatif terhadap kualitas hidup.
- If the plan doesn’t work, change the plan but never the goal -



Komentar